USAHA ROSULULLAH SHALALLAHU’ALAIHI WA SALLAM DAN PARA SHAHABAT RODLIALLAHU’ANHUM DALAM KEHIDUPAN DI MADINAH
Bayan Maulana Yusuf rahnatullah ‘alaihi ( Penulis kitab HayatusShahabah )
Alhamdulillah, kini saudara-saudara kita di tempat masing-masing sedang mempelajari usaha tersebut sedikit-sedikit mengikuti beberapa peringkat. Tetapi tiada satupun peringkat-peringkat tersebut yang telah sampai ke tahap yang akhir, bahkan ada di antara peringkat-peringkat ini yang masih dalam tahap permulaan. Hari ini jika setiap individu pada setiap tempat (daerah) yang menjalankan usaha ini menyangka usaha sendiri sebagai usaha yang asal ( yakni usaha Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat rodliallahu’anhum). Maka tidak ada seorangpun yang akan sampai ke tahap itu. Kini siapa saja menjalankan usaha ini hendaklah paham bahwa usaha ini adalah di dalam peringkat permulaan dan hendaklah kita melanjutkan usaha ini hingga ke peringkat akhir sebagaimana yang telah diusahakan oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Sekiranya kita memahami usaha yang asal tersebut dan kita membandingkan dengan usaha yang telah kita lakukan, maka ia adalah sekali-sekali masih sangat jauh. Oleh karena itu kita dapatlah berusaha untuk memahami usaha yang asal ini dan berniat untuk melanjutkan usaha kita hingga ke peringkat akhir.
Jadi, pertama kali, hendaklah kita ketahui apakah faedah usaha ini?
Yang kedua hendaklah kita memahami apakah usaha Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam itu?
Faedah yang diperoleh apabila usaha ini dijalankan ialah orang yang berusaha bersama – sama masyarakat akan memperoleh hidayah dan manusia akan menjalankan kehidupan mereka dengan berlandaskan agama sesuai dengan hidayah yang Allah ta’ala berikan. Kita bias memahami bahwa hidayah dari Allah ta’ala dapat diperoleh menurut peringkat-peringkat usaha yang dilakukan.
Apabila usaha ini terhenti hidayah akan mulai keluar dari masyarakat Islam, hidayah aka pertama kali keluar dari perniagaan dan mu’asyarat. Hukum-hukum agama akan ditinggalkan di dalam perniagaan dan cara-cara perniagaan selain dari cara-cara yang syar’i akan berlaku. Kemudian hokum-hukum yang fardhu akan ditinggalkan. Selepas itu berbagai keburukan akan masuk ke dalam masyarakat islam sehingga orang-orang islam mulai keluar dari agama islam.
Apabila usaha ini dilakukan maka hidayah Allah ta’ala akan diperoleh. Kemudian hidayah akan mengikuti peringkat-peringkat yang dilakukan.
Pada peringkat pertama manusia mulai mengamalkan sholat. Peringkat kedua manusia dapat mengamalkan puasa, zakat dan haji. Peringkat ketiga mereka mulai mendapatkan dan membelanjakan harta mereka mengikuti hokum Syari’ah.
Bila usaha agama ini meningkat maju Allah ta’ala mulai memberikan hidayah kepada semua manusia sesuai dengan kadar usaha. Kita selalu mengatakan manusia sudah tidak patuh pada agama, bahka mereka telah meninggalkan agama dan menjadi golongan yang menentang agama islam. Sebabnya ialah usaha ini sudah berhenti. Kini banyak orang telah menjalankan usaha ini dan mengikuti tingkat-tingkat usaha agama mulai dapat diamalkan. Allah ta’ala pun mulai memberi hidayah. Sesuai denga kadar hidayah, agamapun mulai hidup. Tempat yang dulunya tidak ada orang yang sholat kini manusia sudah dapat mendirikan sholat. Tempat dimana tidak ada yang berpuasa dan menunaikan haji kini manusia sudah mulai mengerjaka puasa dan haji. Tempat dimana tidak ada taklim, taklim juga sudah dijalankan. Tetapi hidayah masih belum cukup, oleh karena itu hokum-hukum syariat belum lagi dapat dijalankan di dalam sumber-sumber pendapatan. Tidak juga dari segi makanan, keadaan( bentuk) rumah dan pengeluaran uang dengan cara Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam masih belum dapat diamalkan. Sebagai orang islam kita berhajat agar tingkat usaha dapat dinaikkan supaya kehidupan beragama islam dapat diamalkan dalam kehidupan kita dan orang lain juga akan memperoleh hidayah untuk memahami islam.
Kini usaha agama ini terbagi menjadi dua corak:
- Meningkatkan jumlah orang yang menjalankan usaha ini
- Meningkatkan kadar usaha setiap individu.
Kedua corak ini berbeda. Jika beribu-ribu manusia menjalanka usaha ini tetapi secara sedikit-sedikit maka hidayat juga akan dating secara sedikit-sedikit. Sekiranya orang banyak meningkatkan usaha ( meningkatkan pengorbanan) maka denga ijin Allah ta’ala hidayah bukan saja akan sampai kepada orang islam malah orang kafirpun akan dapat hidayah.
Hari ini kita hanya meluangkan sedikit dari waktu kira yang mana tidak memberi pengaruh atau perubahan kepada urusan kita. Allah ta’ala telah mengambil pengorbanan dari Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam da para shahabatnya rodliallahu’anhum. Usaha ini akan meningkat apabila kita dapat memberikan pengorbanan sebagaimana yang telah diberikan oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Kini ingin saya sampaikan apakah usaha yang telah dijalankan oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya rodliallahu’anhum yang mana kita masih terlalu jauh dari peringkat tersebut. Tetapi jika menjalankan usaha ini dengan bermaklumatkan usaha Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya rodliallahu’anhum, maka Allah ta’ala akan memberikan bantuan kepada kita untuk sampai ke peringkat itu.
Dengan itu setiap orang yang menjalankan usaha ini mestilah melihat pada peringkat usaha yang tertinggi dan meneruskan usaha Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya rodliallahu’anhum
dengan niat untuk sampai ke peringkat tersebut. Semua orang sudah tahu bahwa agama islam telah tersebar di seluruh tanah Arab dengan usaha yang dilakukan oleh ahli Madinah.
Pada zaman Rosulullah shalallahu ‘alahi wasallam kawasan arab merupakan jajahan yang besar sungguhpun tidak sebesar Negara
Raja-raja kearajaan parsi dan romawipun tidak berani untuk menjajah negeri ini karena untuk membentuk kerajaan memerlukan biaya yang bnayak. Pada masa itu minyak belum ditemukan di tempet itu. Kerajaan parsi dan romawi telah menempatkan tetentaranya diperbatasan tanah arab untuk mencegah orang arab memasuki daerah mereka. Diseluruh tanah arab belum ada satu kerajaan pun. Tetapi Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menjalankan suatau usaha ke atas daerah yang tidak ada satupun kerajaan yang sanggup menjajah, menjalankan urusan niaga ataupun mengusahakan pertanian di situ. Semua kabilah kecuali penduduk Madinah telah bangun untuk menentang Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasalam.
Penduduk diseluruh tanah arab terlebih dahulu menanti reaksi penduduk mekkah, sampai penduduk Mekkah menerima Islam. Sehingga sampai akhir hayat Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, penduduk Mekkah masih menentang Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam keadaaan demikian Madinah menjadi pusat perhimpunan muslimin yang berhijrah meninggalkan keluarga dan bangsa mereka tanpa membawa harta benda miliknya. Penduduk Medinah telah mengurus makan minum kaum muhajirin. Dengan ini Medinah telah menjadi satu tempat yang mana muhajirin dan dan anshor kelihatan sebagai satu masyarakat. Pihak yang telah berhijrah kehilangan pendapatannya dan harta kepunyaan sebagian dari mereka telah dirampas oleh suku kaum mereka. Kesimpulannya mereka yang berhjrah telah jatuh miskin.
Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memulai menjalankan usaha agama bersama-sama dengan orang-orang miskin ini beserta dengan orang-orang anshor. Mereka yang berhijrah tidak dicegah dari bekerja untuk mencari nafkah malah orang-orang anshor jug telah berusaha untuk memenuhi keperluan mereka. Pendek kata, sekurang kurangnya selama sepuluh tahun ahli madinah telah perlu berusaha membetulkan keadaan ekonomi mereka agar pendapatan tambahan dapat di peroleh disamping orang-orang anshor membantu para muhajirin. Ini memerlukan tenaga dan masa yang lebih yang mana tidak patut bagi mereka keluar ke lain tempat dan ini adalah tuntutan ekonomi pada masa itu.
Dengan kehadiran orang muhajirin di rumah-rumah orang anshor maka orang-orang asnhor semakin kekurangan untuk memenuhi kebutuhannya. Malah peluang untuk ke jalan Allah ta’ala pun serba kekurangan. Tetapi Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tetap tidak membenarkan mereka duduk senang di MAdinah untuk menambah pendapatan, mereka dikehendaki untuk meneruskan usaha agama sehinga sempurna dalam 10 tahun ini. Dengan ini Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah berhasil menegakkan satu marhalah contoh yang mana dapat memisahkan manusia dari kesibukan dunia. Para shahabatnya rodliallahu’anhum telah dididik untuk meninggalkan segala urusan duniawi apabila seruan untuk keluar ke jalan Allah ta’ala dibuat sewaktu-waktu dank e mana saja, mereka pergi tanpa mengira banyaknya atau dalam jumlah yang kecil, untuk masa yang panjang atau pendek mereka tetap patuh. Sehinga barang siapa yang diseur pada waktu maghrib akan pergi meninggalkan
Takaza-takaza(tuntutan) agama akan diumumkan di pasar-pasar, di kebun-kebun,majlis perkawinan atau di pertemuan penting dan sebagainya. Takaza-takaza diumumkan baik ketika dalam keadaan sibuk berjualbeli, ketika memetik buah-buah kurma,ketika pertemuan malam pertama pasanagan pengantin baru dan ketika ibu-ibu sedang melahirkan bayi mereka. Dengan itu para shahabat telah dilatih untuk memenuhi takaza-takaza agama dalam setiap keadaan dengan hanya mengambil (membawa) apa-apa yang berdekatan dengan mereka dan terus keluar ke jalan Allah ta’ala. Semangat seperti ini telah dibentuk pada diri mereka yang keluar ke jalan Allah ta’ala.
Sebanyak 150 jama’ah telah di keluarkan dari madinah dalam masa 10 tahun tersebut. Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah menyertai 25 dari jama’ah-jama’ah tersebut. Sebagian jama’ah tersebut terdiri dari 10.000 orang, ada yang 1000 orang, 500 orang, 300 orang, 15 orang, 7 orang dan sebagainya. Jama’ah –jama’ah ini ada yang keluar untuk 3 bulan,2 bulan, 15 hari, 3 hari dan sebagainya. 125 jama’ah lagi sebagiannya terdiri dari 100 orang, 600 orang, 500 orang dan sebagainya dengan masa 6 bulan, 4 bulan dan sebagainya.
Sekiranya kita menghitung dengan teliti maka akan didapati rata-rata masa yang diberikan setiap sahabat untuk keluar ke jala Allah ta’ala ialah antara 6 sampai 7 bulan. Semua jama’ahjama’ah ini bergerak di kawasan kampung masing-masing dan juga diluar
Para shahabat rodliallahu’anhum telah menghabiskan masa mereka 6 hingga 7 bula berusaha di luar
Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat dengan seluruh tanah Arab disinari cahaya Islam dan setiap rumah telah dikosongkan dari harta kekayaan. Setelah itu Allah ta’ala menunjukkan kepada semua manusia hingga hari kiamat bahwa agama tersebar dengan usaha dan pengorbanan Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dimana setelah kewafatan beliau sebagian kafilah-kafilah Arab menjadi Murtad.Agar menjadi peringatan hingga hari kiamat bahwa hanya dengan usaha (tertib) yang dijalankan oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya rodliallahu’anhum agama akan dapat dikembangkan.
Selepas kewafatan Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Sidik radliallahu’anhu telah mengeluarkan semua laki-laki kecuali anak-anak dan orang tua yang uzur dan dalam keadaan kelaparan dan kehausan mereka keluar ke jalan Allah ta’ala sehingga selama tiga hari tiga malam adzan tidak kedengaran di
Allah ta’ala telah menunjukkan kepada seluruh dunia akan nilai usaha ini. Hanya dalam masa yang singkat tidak ada seorang bayipun yang terkecuali dari Islam. Dan untuk kerja ini telah diperlukan hanya satu bulan saja. Mereka bukan saja kembali kepada Islam malah telah kembali untuk berusaha terhadap penyempurnaan iman.
Dengan itu usaha yang asal melibatkan setiap individu yang senantiasa bersiap sedia untuk keluar ke jalan Allah pada suatu masa dalam keadaan apapun dengan meninggalkan segala kesibukan duniawi. Apabila ada satu pihak yang dating untuk mempelajari agama maka kita senantiasa bersedia untuk melapangkan masa dan membantu mereka.
Sekarang marilah kita membandingkan usaha agama di zaman Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya rodliallahu’anhum dengan usaha yang telah kita lakukan. Sesungguhnya usaha yang mereka lakukan merupakan usaha yang asal dan usaha yang kita lakukan merupakan permulaan bagi usaha yang telah wujud pada masa itu.. Kita haruslah mengikuti jejak mereka dan menggunakan sedikit masa kita untuk keperluan kita dan masa selebihnya kita gunakan untuk mempelajari usaha agama.
REnungilah perkara ini bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya rodliallahu’anhum telah menarik hidayah dan sejauh mana pengorbanan yang dilakukan sejauh itu juga hidayah akan dikaruniakan.
Agama tidak dapat tersebar dengan harta benda dunia, tetapi agama memerlukan pengorbanan mata pencaharian yang melibatkan kesempitan pendapatan. Melalui pengorbanan ini agama akan tersebar dan apabila pengorbanan telah sampai ke tahap sempurna sehingga orang-orang jutawan yang tidak memperhatikan kesempitan hidup orang-orang miskin juga akan dapat hidayah dan semua orang Islam akan mencorakkan kehidupan mereka mengikuti cara hidup Islam. Pengorbanan tuan-tuan akan dibayar oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika kita berada di telaga Kautsar sebagaimana yang telah dijanjikan kepada orang-orang Anshor. Tetapi syaratnya apa-apa yang diperolehi dari segi kebendaan melalui usaha ini janganlah digunakan untuk diri sendiri tetapi berilah kepada orang lain.
Apabila kita melakukan perkara ini, cahaya pengorbanan Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam akan didapati dalam perbuatan tersebut. Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan pengorbanan bersama-sama para shahabatnya rodliallahu’anhum tetapi ketika ganjaran-ganjaran ke atas pengorbanan ini muncul Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Apabila mahligai-mahligai musuh-musuh Islam telh diperoleh, dan anak-anak perempuan mereka boleh dikawini atau dijadikan hamba perempuan dan telah datang zaman kemewahan dan kesenangan tetapi Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak lagi bersama-sama dengan para shahabat rodliallahu’anhum. Barangsiapa mengorbankan diri dan harta tanpa mengharapkan bagian apa-apa di dunia dan menanti-nanti bagian di akherat merupakan orang yang dekat dengan Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di akherat kelak.
Komentar