Langsung ke konten utama

Ya Allah terimalah keimananku

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Tidak ada perkara yang lebih penting di dunia ini selain perkara iman? Kesuksesan manusia di dunia dan akherat sejauh mana manusia ada iman dan amal sholeh yang sempurna dalam dirinya.Lalu apakah iman kita sudah diakui oleh Allah subhanahu wata'la? Orang-orang salaf terdahulu imannya diakui oleh Allah setelah berjuang dengan mengorbankan harta dan dirinya bahkan nyawaya untuk menegakkan kalimatullah di muka bumi yaitu dengan melakukan kerja kenabian yaitu da'wah ilalllah, mengajak menusia mentauhidkan Allah subhanhu wata'ala.
Orang yang baru masuk islam ketika itulangsung berdakwah kepada orang kafir Quraisy lainnya walaupun nyawa taruhannya, dengan inilah iman para sahabat terbentuk sehingga menghujam di hati seperti pohon yang akarnya menhujam ke bumi. Inipun iman para sahabat belum diakui oleh Allah azzawajalla.
Surat Al Ankabut ayat 2-3:

[2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
[3] Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Surat Ali Imron

[195] Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Setelah para shahabat rodliallahu ‘anhum berhijrah bersama Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dari mekkah ke madinah meninggalkan perniagaannya, perkebunannya, keluarganya untuk Allah azzawajalla dan RosulNYa, barulah Allah azzawajalla menyebut diri mereka orang beriman.

Surat Al Anfal:

[72] Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

[73] Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.
[74] Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.
[75] Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Surat Al Hujurat :

14] Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
[15] Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
[16] Katakanlah (kepada mereka): "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
[17] Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar".

Jadi iman itu butuh pengakuan dari Allah subhanahu wa ta’ala, seperti para shahabat yang di akui keimananya oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Lalu bagaimana dengan iman kita ya ? Kita lahir ke dunia langsung beragama islam karena orang tua kita islam. setelah baligh perintah Allah sudah wajib kita laksanakan. Lalu selama ini yang kita pelajari di majlis ta'lim dari para ustadz tentang keimanan dan aqidah itu apanya iman. apakah cukup setelah kita mengetahui aqidah yang benar, iman yang lurus tentang rububiyah, uluhiyyah dan asma' wa sifat, iman kita di akui Allah subhanahu wata'ala. seperti quiz tentang keimanan di facebook setelah kita isi multiple choicenya jawabanya alhamdulillah aqidah anda lurus. apaka itu sudah cukup iman kita di terima Allah subhanahu wata'ala. Lalu apa kehendak Allah subhanahu wata'ala terhadap keimanan kita?

Surat Attaubah ayat 100
[100] Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.

Inilah kehendak Allah subhanahu wata'ala agar kita menjadi muhajirin (orang yang berhijrah/ berpindah tempat dalam meninggikan kalimatullah dan menjadi anshor (orang ketempatan) dua-duanya harus saling kerjasama dalam meninggikan kalimatullah di muka bumi yaitu melakukan kerja nabi seperti nabi-nabi terdahulu mendatangi manusia mengajak ta'at pada Allah subhanahu wa'ta'a bedanya umat islam kerja dengan berjama'ah seperti para salaf terdahulu yaitu rosulullah shalallahu 'alahi wa salam dan shahabatnya. Inilah kerja pokok kita umat islam akhir zaman diluar itu hanya keperluan saja siapapun bertanggungjawab meneruskan mega proyek Rosulullah shalallhu 'alaihi wasallam Karena nabi Muhammad di utus Allah subhanahu wa ta'ala untuk seluruh manusia sampai akhir zaman untuk mengajak taat kepada Allah subhanahu wata'ala. Kalau kita buat kerja ini sungguh2 dengan mengorbankan apa yang ada pada diri kita dan dengan niat yang bersih semata - mata karena Allah. Allah akan ridlo akan keimanan kita aamiiin
wallahu a'lam bishowab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalil Gerak dari Masjid ke Masjid untuk memakmurkannya

 Al-Isra' 17:1 سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ  Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. Dulu ketika ayat ini diturunkan jumlah masjid ketika itu baru ada 2 masjid. Rosulullah melakukan perjalanan utk ibadah mendekatkan diri kepada Allah taala. Sunnah Rosulullah shalallahu alaihi wasalam ini yaitu safar dari masjid ke masjid sudah di amalkan oleh Ikhwan Jamaah tabligh dgn konsisten dan terkoodinir,pergerakan yg lain blm ada yg mengamalkan sunnah ini. Dan Rosulullah melarang sahabatnya utk melakukan perjalanan dlm rangka utk ibadah ke tempat selain masjid. dalam sabdanya  Rasula...

SYIRIK DAN MACAM-MACAMNYA

SYIRIK DAN MACAM-MACAMNYA Oleh  Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Ahlus Sunnah wal Jama'ah sepakat bahwa syirik merupakan bentuk kemaksiatan yang paling besar kepada Allah Azza wa Jalla, syirik merupakan sebesar-besar kezhaliman, sebesar-besar dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mengetahui tentang syirik dan berbagai macamnya merupakan jalan untuk dapat menjauhi-nya dengan sejauh-jauhnya. A. Definisi Syirik Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya [2]. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Syirik ada dua macam; pertama syirik dalam Rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam semesta, sebagaimana firman-Nya: قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ ...